RoD

If I don't answer your calls, I'm either reading, or, dying

Friday, October 30, 2015

[REVIEW] An Abundance of Katherines (Tentang Katherine) – John Green

23149090
Judul: Tentang Katherine
Judul asli: An Abundance of Katherines
Pengarang: John Green
Penerjemah: Poppy D. Chusfani
Bahasa: Indonesia
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Diterbitkan pertama kali: 2014
Jumlah halaman: 320hlm
ISBN: 978-602-03-0893-7
Sinopsis:
Katherine V menganggap cowok menjijikkan.
Katherine X hanya ingin berteman.
Katherine XVIII memutuskan Colin lewat email.
Kalau soal pacar, ternyata tipe yang disukai Colin Singleton adalah cewek-cewek bernama Katherine.
Dan kalau soal Katherine, Colin selalu jadi yang tercampak. Setelah diputuskan Katherine XIX, cowok genius yang hobi mengotak-atik anagram ini mengadakan perjalanan panjang bersama teman baiknya. Colin ingin membuktikan teori matematika karyanya, supaya dapat memprediksi hubungan asmara apa pun, menolong para Tercampak, dan akhirnya mendapatkan cinta sang gadis.
Jadi…
Ini merupakan novel John Green favoritku yang kedua. Jujur saja, dibandingkan dengan yang lainnya, An Abundance of Katherines penuh humor dan sangat kocak!
Ini menceritakan soal seorang cowok bernama Colin Singleton yang baru saja diputuskan oleh pacarnya. Lantas apa spesialnya? Nama (mantan) pacarnya adalah Katherine, dan lebih dari itu, dia merupakan Katherine kesembilan-belas yang sudah Colin pacari. Yap. Colin memiliki sembilan belas mantan pacar bernama Katherine. K-A-T-H-E-R-I-N-E, bukan Kat atau Katie atau Kitty atau Cathy atau Rynn atau Trina atau Kay ataupun Catherine.
Colin benar-benar kacau ketika diputuskan oleh Katherine XIX, jadi dia dan sohibnya, Hassan, memutuskan untuk melancong. Awalnya mereka berkendara tanpa tujuan, bagi mereka, yang penting mereka pergi saja. Hassan sempat menawarkan Colin untuk pergi melihat Salib Kayu Terbesar di Dunia yang letaknya di Kentucky, tapi Colin menolak. Colin justru mengajak Hassan untuk berkunjung ke makam Archduke Franz Ferdinand di Gutshot, Tennessee dan akhirnya bertemu Lindsey Lee Wells. Mereka memang berencana cuma berkunjung sebentar, tapi karna Colin mengalami ‘kecelakaan’ kecil, mereka terpaksa menetap sampai Colin pulih lagi. Untuk sementara, mereka tinggal di rumah Lindsey. Tidak gratis, tentu saja. Mereka bertiga—iya bertiga, dengan Lindsey—harus bekerja pada Hollis, ibu Lindsey.
Well, sebenarnya aku sudah bosan mengatakan ini, tapi; tokoh utamanya egois namun persahabatan di novel ini sangat kentara sekali. Di sini, Hassan dan Colin terlihat saling membutuhkan dan bergantung pada satu sama lain. Yang aku suka dari novel ini adalah Uncle John menyisipkan lebih banyak humor dan lelucon dan juga … catatan kaki! Catatan kakinya bukanlah catatan kaki yang menjelaskan akan satu kata (well- iya sih, memang sebagian seperti itu) tapi beberapa juga hanyalah author’s note biasa, yang cukup menghibur sebenarnya. Catatan kaki itu juga berhumor. Rasanya seperti membaca seri Keluarga Flood, menyenangkan.
Seperti yang sudah kukatakan, tokoh utama di novel ini juga egois banget. Colin tidak memikirkan hal lain selain hubungannya dengan semua Katherine dan rumus matematika yang sedang ia buat. Dia bahkan mencerca sahabatnya sendiri hanya karna Hassan mencium cewek. Dih. Payah banget.
Tapi setidaknya, ini lebih mending daripada yang lain. Dan aku menemukan bahwa, sudut pandang yang digunakan di sini adalah sudut pandang ketiga bukannya sudut pandang pertama. Kemajuan hebat. Andai semua buku Uncle John se-menarik ini, aku bakal jadi fans nomor satunya yang bakal berlutut di hadapannya dan memujanya dan menyembahnya.
Jadi, empat tengkorak untuk An Abundance of Katherines atas catatan-kaki-penuh-humor. =)) skl2

Kutipan-kutipan
“Tapi ibu-ibu suka berbohong. Itu ada dalam deskripsi pekerjaan mereka”
“Aku cuma ingin merangkak ke dalam lubang dan mati” – Colin.
“Aku hanya ingin dia mencintaiku dan melakukan sesuatu yang berarti dalam hidupku” – Colin.
“Aku lihat. Dan aku bisa bilang, orang sesat, aku tidak suka yang kulihat” – Hassan.
“Aku ini–aku manusia gagal” – Colin.
“Aku sendirian. Oh Tuhan, aku sendirian lagi” – Colin.
“Dan bukan cuman itu. Aku juga manusia gagal, kalau kau belum sadar” – Colin.
“Benar, tapi aku tidak akan berbohong pada ibuku, karena anak macam apa yang berbohong pada ibunya sendiri?” – Hassan.
“Aku sudah bilang, ‘kan. Jangan main-main dengan perempuan” – Mrs. Harbish.
“Mereka hanya iri” – Mrs. Singleton.
“Kebancianmu membuatku jijik” – Hassan.
“Kalian tidak bisa tinggal bersama orang lain” – Mr. Singleton.
“Bisakah kau berdoa tidak terlalu nyaring? Maksudku, bukankah Tuhan bisa mendengarmu meski kau berbisik-bisik?” – Colin.
“Dan aku capek melihatmu bergaul denganku hanya agar kau bisa mengejekku” – Colin.
“Jadi, yeah. Bunuh saja aku” – Hassan.
“Kau tahu masalahmu apa? Kau tidak sanggup membayangkan bahwa seseorang bisa saja meninggalkanmu” – Hassan.
“Aku tahu kau benar. Maksudku, aku memang orang egois brengsek” – Colin.
“Dude. Kau mau aku bilang kau sahabat karibku dan aku sangat mencintaimu dan kau genius sehingga aku ingin meringkuk memelukmu saat tidur di nmalam hari? Karena aku tidak akan berbuat itu” – Hassan.
-nafadyas-
Share:

Tuesday, October 27, 2015

[REVIEW] Looking for Alaska (Mencari Alaska) - John Green

22730973
Judul: Mencari Alaska
Judul asli: Looking for Alaska
Pengarang: John Green
Penerjemah: Barokah Ruziati dan Sekar Wulandari
Bahasa: Indonesia
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Diterbitkan pertama kali: 2014
Jumlah halaman: 288hlm
ISBN: 978-602-03-0732-9
Sinopsis:
Sebelum. Miles "Pudge" Halter sangat suka kata-kata terakhir yang terkenal––dan bosan dengan kehidupannya yang biasa saja. Ia masuk sekolah berasrama Culver Creek untuk mencari apa yang disebut penyair Francois Rabelais sebagai "Kemungkinan Besar". Hidupnya jungkir balik di sekolah itu, yang kadang gila, tidak stabil, tak pernah membosankan. Sebab di sana ada Alaska Young, yang menawan, pintar, lucu, seksi, kacau, dan sangat memikat. Alaska menarik Pudge memasuki dunianya, melontarkannya ke dalam "Kemungkinan Besar", dan mencuri hatinya.

Sesudah. Segalanya tak pernah sama lagi.
Share:

[REVIEW] Paper Towns (Kota Kertas) - John Green

23167311
Judul: Kota Kertas
Judul asli: Paper Towns
Pengarang: John Green
Penerjemah: Angelic Zai Zai
Bahasa: Indonesia
Penerbit: Gramedia Penerbit Utama
Diterbitkan pertama kali: 2014
Jumlah halaman: 360hlm
ISBN: 978-602-03-0858-6
Sinopsis:
Saat Margo Roth Spiegelman mengajak Quentin Jacobsen pergi tengah malam––berpakaian seperti ninja dan punya daftar panjang rencana pembalasan––cowok itu mengikutinya. Margo memang suka menyusun rencana rumit, dan sampai sekarang selalu beraksi sendirian. Sedangkan Q, Q senang akhirnya bisa berdekatan dengan gadis yang selama ini hanya bisa dicintainya dari jauh tersebut. Hingga pagi datang dan Margo menghilang lagi.
Gadis yang sejak dulu merupakan teka-teki itu sekarang jadi misteri. Namun, ada beberapa petunjuk. Semuanya untuk Q. Dan cowok itu pun sadar bahwa semakin ia dekat dengan Margo, semakin ia tidak mengenal gadis tersebut.
Share:

Sunday, October 11, 2015

[REVIEW] Comedy Apparition - Ginger Elyse Shelley

26310833
Judul: Comedy Apparition
Pengarang: Ginger Elyse Shelley
Bahasa: Indonesia
Penerbit: Laksana
Diterbitkan pertama kali: 2015
Jumlah halaman: 244hlm
ISBN: 978-602-7933-87-3
Sinopsis:
"Kami penyihir."
Stephen Haegel terkesima saat teman sekolahnya yang tampan, Cameron Seer, mengatakan kalimat itu dengan tenang dan biasa. Tapi, mengingat semua keganjilan yang terjadi di sekolah dan peristiwa aneh di sekeliling Cameron, sepertinya Stephen harus percaya. Apalagi, saat Stephen diundang ke pesta Halloween di mana sosok wanita tua dengan hidung panjang dan bengkok, kucing-kucing hitam, kuali besar, dan segala hal yang hanya Stephen saksikan di film-film menjelma nyata di sana.
Tentu saja, hari demi hari yang dilalui Stephen pun makin aneh saja. Dia yang sebelumnya adalah sosok laki-laki "normal" (menyukai lawan jenis), tiba-tiba mulai menyukai Cameron dan jatuh hati kepadanya. Ya, tanpa Stephen sadari, kini ia menjadi seorang gay! Benarkah hal itu karena Stephen berada dalam pengaruh sihir Cameron?
Dengan unik dan kreatif, penulis novel Au-dessus de la tour Eiffel ini mengajak kita berimajinasi tentang cinta, persahabatan, dan ikatan keluarga di tengah-tengah kekuatan sihir yang demikian ajaib.
Share:

[REVIEW] Will Grayson, will grayson - John Green and David Levithan

24575887

Judul: Will Grayson, Will Grayson
Judul asli: Will Grayson, Will Grayson
Pengarang: John Green & David Levithan
Penerjemah: Angelic Zai Zai
Bahasa: Indonesia
Penerbit: Gramedia Penerbit Utama
Diterbitkan pertama kali: 2015
Jumlah halaman: 352hlm
ISBN: 978-602-03-1245-3
Sinopsis:
Pada suatu malam dingin, di sudut kota Chicago paling tak disangka, dua orang yang tidak saling mengenal bertemu. Dua remaja bernama sama, dengan teman-teman sangat berbeda, mendadak mengalami perubahan hidup luar biasa, yang berujung pada perubahan hati yang heroik dan pertunjukan musikal paling epik di SMA.
Share:

Saturday, October 3, 2015

BLOGGER PROFILE

My Photo
Nafa Dyas
An ordinary fifteen years old girl who loves books so much. A fast texter, but if she doesn't answer your calls, she's either reading, or, dying.
View my complete profile

Looking for something?

Popular Posts

Recent Posts

(Current) Top 5 Favorite Series

  • Harry Potter
  • Percy Jackson and The Olympians
  • Heroes of Olympus
  • School for Good and Evil
  • Johan

Reading Challenge 2017

2017 Reading Challenge

2017 Reading Challenge
Nafa has read 6 books toward her goal of 60 books.
hide

Followers

Translate