RoD

If I don't answer your calls, I'm either reading, or, dying

Friday, February 5, 2016

[REVIEW] My Name Is Luca – Ginger Elyse Shelley

22731910
Judul: My Name Is Luca
Pengarang: Ginger Elyse Shelley
Bahasa: Bahasa Indonesia
Penerbit: Laksana
Diterbitkan pertama kali: 2013
ISBN: 978-602-7933-34-7
Sinopsis:
“Sttt… kau harus tahu, orang ini tidak menggunakan alat apa pun untuk memutilasi korbannya.”
***
Oliver Wood hanyalah anak biasa-biasa saja yang tinggal di sebuah kota kecil. Ia memiliki seorang teman yang imut dan polos, juga menyukai es krim vanilla-lavender. Luca namanya. Dan, bersamaan dengan kedatangan Luca—rumahnya tidak pernah diketahui Oliver—kota kecil itu menjadi saksi serangkaian pembunuhan sadis.
Mula-mula, ada mayat yang ditemukan di dekat taman. Tubuhnya dimutilasi. Lalu, mayat-mayat lain yang tak kalah mengenaskan dan akan membuat siapa pun termasuk kau pasti muntah saat melihatnya.
Leopold Dell, detektif yang belum pernah menangani kasus sungguhan dan Damita King, jurnalis cerewet yang menghalalkan segala cara untuk mendapatkan informasi, berkolaborasi untuk mendapatkan jejak sang pembunuh.
Dan, kau sungguh tidak akan menduga siapa dia….
***
Mayat, tubuh terpotong-potong, darah, jeritan…. Apa pun yang kau pikir mengerikan, akan kau dapatkan di sini, sampai di lembar terakhir. Kau tidak akan berhenti sampai kasus ini selesai…!

Jadi…
Sebelumnya, terimakasih banyak kepada kak Ginger yang sudah berbaik hati mau memberikan buku ini sebagai hadiah untukku /sungkem/.
AKHIRNYA!!! AKHIRNYA!!! Akhirnya aku mendapatkan buku ini, gratis pula. Oh, indahnya hidup. ( ●ω●)
Oke, mari kita bahas isi buku ini.
Novel ini menceritakan seorang gadis bernama Luca yang berusia sebelas . Iya, Luca, cuma empat huruf doang, enggak punya nama belakang pula. Luca ini, dari luar terlihat sangat manis dan menggemaskan (well, menurutku sih memang benar ( ●ω●)) seperti boneka dengan rambut pirang emasnya dan mata biru besarnya yang cantik dan juga gaun putih tanpa lengannya.
Tapi, seperti ungkapan don’t judge a book by it’s cover, tidak seperti penampilannya Luca ini adalah seorang pembunuh! Oh ya omong-omong soal cover, AKU MAU PROTES!!! Luca ini kan rambutnya pirang dan masih bocah dan gaunnya putih, kok cover-nya cewek berambut hitam bergaun hitam dan tampak dewasa. (//T-T)
Tapi, yaudahlah ya, sudah terlanjur. Mari kita balik lagi ke isi buku ini.
Kisah ini dibuka dengan kejadian yang mengawali semua yang terjadi di buku ini. Saat itu, di hutan di sebuah kota kecil, Luca sedang mengejar-ngejar seorang pria bernama Jared McClusky hingga akhirnya dia berhasil menangkap pria itu dan membunuhnya dan memutilasinya. Nah, kesalahan Luca adalah dia membiarkan bagian-bagian tubuh Jared bertebaran di taman, bukan disembunyikan. Duh, dik Luca ini padahal sudah membunuh untuk sekian tahun, kok bisa seceroboh itu. 8’) Jadilah seisi kota kecil itu heboh dan histeris.
Luca pun minta bantuan pada Logan Xenos, cowok berusia 27 tahun, yang merupakan pamannya sekaligus orang yang mencintai Luca. Mencintai dalam artian pria ke wanita ya, bukan sekadar mencintai paman-keponakan. (kak Ginger kenapa, sih, kalau bikin cerita, konflik percintaannya rumit amat8’) sedih akunya) Nah, Logan tuh murka banget pas Luca ngasih tau kalo dia baru aja bunuh orang dan mayatnya dibiarin gitu aja. Akhirnya, Logan pun membantu Luca menyusun rencana yang melibatkan Oliver Wood—teman Luca yang juga tinggal di kota kecil itu yang diam-diam naksir banget sama Luca—dan keluarganya, detektif abal-abal bernama Leopold Dell dan pacarnya Alice Whitflower, dan wartawan bawel bernama Damita King.
Awalnya sih aku rada bingung sama hubungan Luca dan Logan, kayak, ‘buset deh BUSET ini mereka apa-apaan’. Ya secara kan… Luca sama Logan beda 16 tahun gitu 8’). Dan jati diri Luca juga, aku sama sekali enggak punya bayangan si Luca ini apa. Sampai akhirnya, Logan ngasih tau ke Alice Whitflower—cewek pertama yang benar-benar dicintai Logan, iya pacarnya si detektif itu—soal siapa itu Luca. Dan kalau kalian pernah denger ungkapan kurang ajar ‘dasar lo anak setan!’, nah, si Luca ini definisi dari ‘anak setan’ yang sebenarnya.
Duh, buku ini tuh emang super banget, deh. Kak Ginger emang jago bikin pembaca terhanyut ke ceritanya. Tokoh favoritku di sini, ya tentu saja Luca dan Logan. Luca itu, bener-bener menarik. Dia membunuh bukan karna dia mau, tapi karna dia harus membunuh. Dan yang dia inginkan cuma keluarga, hal yang enggak pernah dia miliki. Kalau Logan, cowok ini jenius abis, tipe-tipe cowok idamanku. Logan itu perakit senjata, penguasa belasan bahasa, memiliki banyak campuran gen dari berbagai bangsa, pembuat rencana ratusan pembunuhan, ahli mekanis, ganteng, punya persediaan obat terlarang dan racun, dan sebagainya, dan lain-lain, dan seterusnya. ( ●ω●)
Dan menurutku, Luca sama Logan itu romantis banget! Logan bahkan pernah bilang ke Luca, dia rela kalau Luca ngebunuh dia, bahkan Logan sampe ngasih tau Luca cara membunuhnya. Duh, Logan, saya juga mau dicintai sama kamu 8’). Apalagi ending-nya, benar-benar enggak ketebak! Yah, aku mau saja sih spoiler soal endingnya, tapi aku ngeri ditebas. ( ●ω●)
Untuk gaya bahasanya, yah, enggak usah kuperjelas lagi. Bahasanya enggak terlalu baku, kok. Seperti gaya buku terjemahan yang santai. Aku juga tidak menemukan adanya typo. Minusnya memang hanya di cover yang tidak sesuai dengan gambaran si Luca ini.
Intinya, My Name Is Luca ini keren abis! Recommended banget buat kalian pecinta novel thriller-fantasy­-scifi­. ( ●ω●) Empat tengkorak untuk Logan Xenos dan Luca!skl2


Kutipan-kutipan
– “Dasar cewek, mereka tidak pernah mau terima kalau mereka salah” – Ricky.
– “Bahkan prajurit terbaik pun takut mati di tengah perang” – Alice.
– “Kau mau membantuku atau tidak? Kalau kau cuma mau mengata-ngataiku saja, aku tidak mau lama-lama mendengarkannya” – Luca.
– “Gadis-gadis. Mereka bisa menghalalkan segala cara, yang penting bisa menggandeng tanganmu sebentar” – Dermot.
– “Kenapa sih cowok-cowok suka bicara hal menjijikan di saat makan?” – Brigitta.
– “Berurusan dengan pembunuh yang bergantung padamu untuk menutupi pembunuhan-pembunuhan yang bahkan dengan bangga ia pamerkan itu adalah perkara yang rumit” – Logan.
– “Dia tidak punya banyak alasan untuk mati, seperti dia juga tidak punya banyak alasan untuk hidup. Dia tidak peduli pada dirinya maupun orangtuanya. Ia tidak punya teman maupun kekasih. Ia tidak punya cita-cita maupun hal untuk diinginkan. Tidak ada yang penting di dunia ini baginya
– “Tidak peduli apa yang kau alami, sedalam apa kesedihan yang kau alami, dunia tidak akan berhenti untuk mengasihani dirimu. Dia tidak akan memberimu waktu untuk bersedih dengan tenang, dia tidak akan peduli sama sekali. Dunia akan terus berjalan dan kalau kau tidak mengikuti gulirannya, semua kejadian busuk yang terjadi padamu itu masalahmu sendiri
– “Kalau kau begitu suka pada orang mati, lebih baik kau doakan aku jadi orang mati sekalian biar kau ada bahan pembicaraan!” – Alice.
– “Aku hanya kaget. Kupikir kau bukan tipe cewek yang mengeluh karena pacarnya tidak punya waktu” – Logan.
– “Kau tahu… menurut penelitian psikologi, ketika kau merindukan orang dan tidak mengakui bahwa kau merindukannya, kau malah akan semakin memikirkannya… dan pada akhirnya malah akan semakin merindukannya” – Logan.
– “Ada kalanya manusia tidak tahan untuk terus menampung kesedihannya” – Mark.
– “Orang-orang memang bilang aku tidak mungkin menyukai orang lain, tapi aku benar-benar menyukaimu” – Luca.
– “Kadang-kadang, orang memang pantas mati saja, kau tahu” – Logan.
-nafadyas-
Share:

0 comments:

Post a Comment

BLOGGER PROFILE

My Photo
Nafa Dyas
An ordinary fifteen years old girl who loves books so much. A fast texter, but if she doesn't answer your calls, she's either reading, or, dying.
View my complete profile

Looking for something?

Popular Posts

Recent Posts

(Current) Top 5 Favorite Series

  • Harry Potter
  • Percy Jackson and The Olympians
  • Heroes of Olympus
  • School for Good and Evil
  • Johan

Reading Challenge 2017

2017 Reading Challenge

2017 Reading Challenge
Nafa has read 6 books toward her goal of 60 books.
hide

Followers

Translate